Dampak akibat gempa dan tsunami yang mengguncang Jepang harus diantisipasi pemerintah, baik dampak langsung maupun tidak langsung. Menurut anggota komisi 1V DPR RI dari sisiperdagangan, ekspor-impor Indonesia dengan Jepang bisa terganggu. Padahal Jepang adalah salah satu mitra dagang terpenting Indonesia.
Ia mengatakan, ekspor migas ke Jepang mencapai 33,11% dari total ekspor migas Indonesia. Sementara ekspor nonmigas mencapai 12,71% dari total ekspor nonmigas Indonesia. “Dilihat dari data tersebut, ada kemungkinan bahwa kinerja ekspor kita akan terganggu karena berkurangnya permintaan jepang akan energy dan barang-barang ekspor lainnya. Padahal nilai eksporke jepang itu nomor satu melampaui ekspor kita ke amerika serikat dan cina,”.
Belum lagi dampak tidak langsung, misalnya cina yang ikut kehilangan pasar ekspornya di jepang akan mencari pasar baru. Saat krisis tahun 2008 melanda amerika serikat kondisinya juga sama, kita kebanjiran barang illegal cina karena pasar mereka di amerika sedang lesu. Pemerintah perlu mengantisipasi hal ini.
Sementara dari sisi impor, walaupun impor migas tidak signifikan karena hanya 0,2% dari total impor migas Indonesia, namun impor nonmigas dari jepang mencapai 15,62% dari total impor Indonesia.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar