Selasa, 21 Desember 2010

MERUSAK MORAL ANAK

Mengenai efek kurang baik dari judi online ini dibenarkan juga oleh psikolog Veronika Soepomo. Menurutnya, judi online dalam bentuk game bisa merusak moral anak. Terjadi pergeseran moral, itu pasti. Mereka akan menjadi malas belajar, malas sekolah, dan gemar begadang sampai pagi. Selainitu, pikiran mereka hanya focus pada permainan game. Bahkan bukan tidak mungkin pikiran mereka suatu ketika terarah pada tindakan criminal mencuri uang untuk bisa bermain game. Walaupun pencurian yang dilakukan masih kecil-kecilan atau sebatas mengambil uang orang tuanya sebesar 5.000 sampai 10.000, tetapi itu jiga berbahaya karena bisa berimbas hingga mereka dewasa.
Veronika mengungkapkan, keterlibatan anak-anak dalam perjudian online memang sangat memungkinkan. Pasalnya, anak-anak berusia Sekolah Dasar hingga SMU merupakan sosok yang sedang mencari jati diri. Orang-orang seperti itu cenderung menyukai tantangan untuk mendapatkan jati diri. Jika mereka tidak menemukan jati dirinya di rumah, akan mencarinya ke luar rumah.
Di lingkungan itulah mereka berharap bisa menemukan jati diri. Bentuk jati diri yang dicari anak usia SD sampai SMU umumnya adalah pengakuan akan kemampuan serta kekuatan yang mereka miliki. Anak-anak seusia itu ingin dianggap hebat dan ingin dianggap mampu melakukan segalanya, meski pada kenyataannya mereka belum siap untuk menjadi hebat.
Dalam mencari pengakuan itu, anak-anak cenderung menyukai segala tantangan. Sehingga setiap tantangan yang ada akan dihadapi. Mereka selalu ingin mencoba dengan lingkungannya yang baru. Bila memasuki lingkungan yang baik, maka mereka akan mendapat jati dirinya dalam kondisi baik.
Setidaknya, jiwa mereka terbentuk menjadi orang yang terarah dan karakternya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila menemukan lingkungan yang salah atau tidak baik, maka jati diri yang mereka temukan pun akan terbentuk kurang bagus bahkan bisa terjadi pergeseran moral dalam jiwa mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar