Minggu, 27 Februari 2011

Krisis Ekonomi Global

Perkembangan mutakhir ekonomi global yang dilaporkan IMF dan Bank Dunia pada akhir Desember 2008, menunjukkan kondisi krisis ekonomi yang kita hadapi ke depan sudah sangat serius. Krisis yang sedang dihadapi AS dan negara-negara maju lain dapat dikatakan sudah sistemik karena yang diserang sektor keuangan, yang notabene merupakan jantung perekonomian yang berfungsi mentransmisikan darah ke seluruh tubuh perekonomian dunia.

Akibatnya, sebagian terbesar sistem keuangan berbasis pasar keuangan mengalami malfunction (lumpuh). Untunglah, struktur keuangan kita masih berbasis perbankan tradisional atau masih berada pada tahapan good ild banking system dalam arti sektor keuangan kita masih didominasi perbankan (80%) dan pasar modal masih dalam tahap berkembang. Struktur dan sistem keuangan yang masih berkembang dan karena itu masih originate and retain membuat perekonomian kita tidak terlalu terkait dengan perekonomian AS dan sektor keuangan AS, Kanada, Eropa (Jerman, Inggris, Prancis, Italia), Jepang, dan Australia yang pada umumnya berbasiskan pasar keuangan.

Dengan demikian, sejauh ini gelombang pertama krisis keuangan global baru sempat berdampak sangat buruk terhadap pasar-pasar keuangan dan bursa efek kita yang memang memiliki exposure terhadap struktur keuangan AS. Dewasa ini, perekonomian negara-negara maju di AS dan Kanada, Eropa, Australia, dan Jepang sedang melambat dan sudah resmi memasuki resesi karena selama satu semester terakhir berbagai indikator ekonomi menunjukkan pertumbuhan ekonomi di negaranegara tersebut sudah melambat. Hasil prediksi mutakhir berbagai lembaga kajian ekonomi internasional tentang perdagangan global menunjukkan untuk pertama kali sejak tahun 1982, perdagangan global selama tahun 2009 diperkirakan mengalami kontraksi sehingga berpotensi mengganggu kinerja ekspor dan impor semua negara. Investasi asing dan arus likuiditas jangka pendek mengering, dan pasar saham dan nilai tukar mata uang banyak Negara kolaps, inflasi di sejumlah negara melonjak.

Rencana-rencana tanggap darurat yang lebih credible (dibanding dengan pendekatan piecemeal yang telah dilakukan setiap negara) dan telah dikoordinasikan secara internasional oleh para pemimpin ekonomi dunia sepanjang Oktober 2008 sampai kini terbukti gagal mencegah penyebaran krisis. Kini secara bersama-sama, semua Negara sedang memberikan berbagai respons dan langkah antisipatif untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dan memulihkan kepercayaan pada pasar-pasar keuangan dan menjaganya dari keruntuhan lebih lanjut.

Langkah-langkah tersebut dimulai dari perbaikan atas lanskap keuangan dunia, penyediaan dana dalam jumlah yang sangat besar untuk merekapitalisasi bank-bank, penyediaan blanket guarantee terhadap simpanan bank dan berbagai aset keuangan lainnya, dan mem-bailout sektor perekonomian, mulai perbankan, keuangan, manufaktur, jasa, produsen, hingga konsumen. Secara sendiri-sendiri, setiap pemerintah di negaranegara maju dan berkembang telah berkoordinasi mengenai fiskal dan moneter untuk mengimplementasikan berbagai paket stimulus untuk mencegah agar krisis ekonomi global tidak menjerumuskan ekonomi negara ke dalam resesi besar. Ibarat virus, krisis ini dengan cepat menyebar ke seluruh sektor sehingga ekonomi AS dan negara-negara maju lain diperkirakan baru akan mulai bangkit kembali secara gradual pada 2010.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar