Kamis, 15 April 2010

jurnal

PENDAHULUAN

Latar Belakang Penelitian
Semua makhluk hidup di dunia ini, terutama manusia pasti memerlukan air sebab air merupakan sumber kehidupan yang tidak dapat dipisahkan di dalam hidup ini. Tetapi sayangnya saat ini banyak sekali sungai-sungai yang sudah tercemar, sehingga menyebabkan air tersebut menjadi tidak layak untuk dikonsumsi secara langsung. Air yang telah tercemar oleh limbah industry maupun limbah rumah tangga berubah warnanya menjadi coklat atau hitam bahkan air tersebut dapat mengandung racun yang bisa membahayakan bagi kesehatan kita. Untuk mengatasi hal tersebut maka pemerintah membuat suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang bertugas untuk melakukan penjernihan air sungai yang tercemar sehingga dapat menyediakan air bersih yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), PDAM memiliki potensi dan kesempatan untuk mendapatkan laba. Peningkatan efektivitas atas pengendalian sumber daya yang tersedia harus dilakukan serta jangan hanya mengandalkan kebijakan pemerintah saja dalam melakukan tugasnya, PDAM harus profesional dan mandiri dalam menjalankan tugasnya. Efektivitas dapat tercapai dengan baik apabila manajemen telah melaksanakan pengendalian atas kegiatan usaha yang dilakukan, salah satu diantaranya melalui anggaran pendapatan. Anggaran pendapatan menjadi titik tolak bagi PDAM Kabupaten Bogor dalam penyusunan anggaran lainnya sehingga dengan penetapan anggaran pendapatan yang baik akan dapat mencapai efektivitas penerimaan kas.
Anggaran pendapatan sebagai alat manajemen merupakan alat yang tepat dan lazim digunakan oleh beberapa perusahaan dalam menghubungkan antara pencatatan yang telah disusun dengan kegiatan pengendalian. Anggaran mencerminkan perencanaan perusahaan lebih jelas dengan menampilkan data kuantitatif dan satuan nilai uang. Melalui anggaran, manajemen mempunyai dasar pengendalian yang lebih mudah dalam memonitori pencapaian suatu target dari kegiatan yang telah direncanakan sehingga suatu pengendalian akan selalu terkait dengan perencanaan dan oleh karena itu pengenalian harus dimulai dari bagimana suatu perencanaan disusun serta dijadikan patokan dalam melaksanakan kegiatannya.
Seperti yang terjadi pada PDAM Kabupaten Bogor yang dikenal dengan nama Tirta Kahuripan dimana sebagai perusahaan yang profesional juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan yang dirasakan akibat keterbatasan anggaran adalah terganggunya optimalisasi pelayanan yang pada gilirannya teimbas pada konsumen, salah satu contoh adanya complain dari konsumen yang mengaku mendapatkan air dengan kekeruhan cukup tinggi. Tarik menarik antara pelayanan prima dan keterbatasan anggaran merupakan masalah kontradiktif, karena walaupun PDAM sebagai BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) yang berprinsip ekonomi namun tetap tak menghilangkan fungsi sosial, rumah tangga sangat sederhana dan rumah tangga sederhana.
Pada musim penghujan sejak Januari 2005 membawa konsekuensi logis melimpahnya air di hulu dan berdampak naiknya ketinggian permukaan sungai Ciliwung yang secara otomatis membawa lumpur dan sampah lainnya. Fenomena tersebut bagi PDAM disatu sisi diuntungkan, dalam artian tidak kekurangan bahan baku air yang tersedia di sungai Ciliwung sebagai sumber utama untuk para pelanggan, namun di sisi lain luapan air merupakan suatu masalah, sebab akibat melimpahnya lumpur disekitar bangunan penangkap air baku (intake) mengakibatkan tingginya tingkat kekeruhan air baku dan berada jauh di atas batas normal yang dapat diolah, dimana nilai kekeruhan mencapai 3.000 NTU, padahal batas toleransi normal air sungai dapat diolah menjadi air bersih adalah kekeruhan antara-500-800 NTU.
Untuk mencapai pelayanan yang prima, dibutuhkan biaya yang tidak kecil, diantaranya adalah investasi perluasan jaringan pipa untuk menjangkau sebagian masyarakat yang memerlukan pelayanan air bersih. Berkaitan dengan itu pada bulan Juni 2005 PDAM Kabupaten Bogor menaikakn tarif air minum hingga 63 persen, yang ditagih langsung pada pembayaran rekening bulan Juli 2005. Tarif yang dikenakan sebesar Rp. 2.600,-/m3 dan sebelum kenaikan sebesar Rp. 1.593,-/m3. Namun tariff rekening dari bulan Juli 2005 hingga Februari 2010 tidak ada kenaikan dalam pembayaran tarif air minum.
Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk mengetahui seberapa jauh penggunaan anggaran pada salah satu PDAM, khususnya dalam menunjang pengendalian manajemen. PDAM yang dijadikan lokasi penelitian penulis adalah PDAM Kabupaten Bogor. Untuk itu, Penulisan Ilmiah ini diberi judul “Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Efektivitas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bogor”.


Rumusan dan Batasan Masalah
Perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana anggaran pendapatan disusun oleh perusahaan dan pencapaian efektivitas penerimaan kasnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka identifikasi masalah dalam penyusunan Penulisan Ilmiah ini adalah:
1. Bagaimana anggaran pendapatan pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selama periode 2005 sampai dengan 2008?
2. Bagaimana efektivitas penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selama periode 2005 sampai dengan 2008?
3. Bagaimana pengaruh anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) selama periode 2005 sampai dengan 2008?
Tujuan Penelitian
Maksud dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk memperoleh informasi data yang akan diolah dan dianalisis sehingga dapat menghasilkan gambaran pada masalah yang akan diteliti.
Tujuan penelitian untuk kepentingan penulis sendiri khususnya dan pembaca umumnya maka penelitian dan penulisan makalah ini bertujuan sabagai berikut:
1. Untuk mengetahui anggaran pendapatan yang terdapat pada PDAM
2. Untuk mengetahui efektivitas penerimaan kas pada PDAM.
3. Untuk mengetahui pengaruh anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas pada PDAM.
Manfaat Penelitian
Data dan informasi yang telah dikumpulkan dan disajikan dalam bentuk penulisan ilmiah diharapkan dapat memiliki kegunaan:
1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi Penulis
Dengan penelitian ini, penulis dapat menambah pengetahuan, pemahaman dan pengalaman serta dapat membandingkan sejauh mana teori yang diperoleh dan dipelajari selama mengikuti perkuliahan dengan praktik yang diterapkan di perusahaan
b. Bagi Pembaca
Dengan penelitian ini penulis mengharapkan agar pembaca dapat mengetahui informasi dan gambaran secara umum tentang keadaan dam permasalahan yang dihadapi oleh perusahaan.
2. Kegunaan Praktis
Penulis berharap dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan untuk memperbaiki kinerja perusahaan dalam menentukan kebijakan pada masa yang akan dating, khususnya pada bidang anggaran serta membantu memecahkan masalah yang ada pada perusahaan sehingga sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Metode Penelitian
Objek Penelitian
Penelitian pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah dengan usaha penelitian yang sistematis dan terorganisasi. Sistematis dan terorganisasi menunjukan bahwa untuk mencapai tujuannya, penelitian menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik.
Oleh karena itu perlulah kiranya sebagai tahap awal penelitian, mendesain terlebih dahulu penelitian tersebut agar lebih sistematis dan terorganisasi, diantaranya adalah:
1. Jenis, Metode dan Teknik Penelitian
a. Jenis Penelitian
Dalam hal penyusunan makalah ini, penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif (Eksplotatif) yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau sdtatus fenomena.
b. Metode Penelitian
Metode dalam penulisan makalah seminar ini adalah studi kasus, yaitu mengambil beberapa bagian dan dari bagian masing-masing diselidiki secara mendalam.
c. Teknik Penelitian
Teknik Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Statistik Kualitatif, yaitu penulisan yang menggunakan data yang bukan dalam bentuk skala rasio, tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah yaitu skala nominal, ordinal, maupun internal yang semuanya dapat dikategorikan, sehingga jelas apa yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset.
Data / Variabel
Tabel 1.
Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Efektivitas Penerimaan
Kas Pada PDAM Kabupaten Bogor
No. Variabel Indikator Skala/ ukuran
1. Anggaran Pendapatan
Sub Variabel:
- Syarat-syarat Anggaran




- Proses Penyusunan Anggaran
- Faktor-faktor yang dipertimbangkan

- Berdasarkan program
- Berdasarkan Karakteristik pusat petanggungjawaban
- Berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian
- Top Down System
- Bottom-Up
- Faktor Intern
- Faktor Ekstern

Nominal


Nominal


Nominal


Nominal
Nominal
Nominal
Nominal
2. Efektivitas Penerimaan Kas
Sub Variabel:
- Perencanaan dan Pengendalian Kas

- Perencanaan yang sistematis
- Proyeksi ulang bulanan
- Evaluasi posisi kas

Nominal

Nominal

Nominal

Metode pengumpulan data / variabel
Pengumpulan data yang penulis lakukan guna untuk menyelesaikan penelitian ilmiah ini adalah pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan sumber data.
Prosedur pengumpulan data sumber ini dilakukan melalui:
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang jelas dari sumber dengan cara membaca dan mempelajarinya, teori-teori, laporan ilmiah. Sumber-sumber data tersebut meliputi buku-buku, teks, serta data-data perpustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian Lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data perpustakaan dengan cara :
a. wawancara
Penelitian melakukan tanya jawab langsung dengan pihak-pihak di dalam perusahaan tersebut, gunanya untuk mengetahui hal yang berkenan dengan masalah yang diteliti.
b. observasi
penulis melakukan pengamatan langsung dan mengambil data perusahaan dari aktivitas yang dijadikan sebagai objak penelitian.
c. kuisioner
penulis menyiapkan daftar pertanyaan secara sitematis dan memudahkan arah pelaksaaanya, daftar pelanggan tersebut di serahkan kepada pihak yang berwenang untuk menempatkan jawaban sesuai dengan data-data yang di perlukan.
Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan sementara yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pebuatan keputusan pemecahan persoalan untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Anggaran pendapatan yang terdapat pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor telah disusun dengan baik.
2. Efektivitas penerimaan kas yang terdapat pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor telah tercapai.
3. Terdapat pengaruh antara anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor.

Alat analisis yang digunakan
Dengan tujuan penelitian ini, yang penulis ajukan adalah metode analisis deskriptif kualitatif (non statistic) yang mendefinisikan pengaruh anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas PDAM kabupaten bogor dengan mengumpulkan data periode anggaran tahun 2005 sampai dengan 2008 yang diperlukan untuk dipelajari kemudian menganalisa masalah yang ada.
LANDASAN TEORI
Akuntansi Manajemen
Pengertian Akuntansi Manajemen
Akuntansi Manajemen merupakan salah satu bidang akuntansi yang tujuan utamanya untuk menyajikan laporan-laporan suatu usaha atau organisasi tertentu untuk kepentingan pihak internal dalam rangka melaksanakan proses manajemen yang meliputi perencanaan, pembuatan keputusan, pengorganisasian dan pengarahan serta pengendalian.
Adapun pengertian lain dari Akuntansi Manajemen adalah:
Akuntansi Manajemen merupakan suatu sistem pengolahan informasi keuangan yang digunakan untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern organisasi. (Mulyadi, 1997, 1)
Tujuan Akuntansi Manajemen adalah:
1. Untuk perencanaan (Planning) dan pengendalian (contolling) guna operasi harian perusahaan.
2. Untuk digunakan dalam perencanaan jangka panjang (Long Planning), yang akan diambil dan akan dilakukan. (Lili, 2004,15)
Fungsi Akuntansi Manajemen
Fungsi Akuntansi Manajemen adalah untuk membantu manajer dalam melakukan 3 (tiga) masalah pokok yang berhubungan dengan masalah keuangan yaitu:
1. Merencanakan secara efektif dan memusatkan perhatiannya pada penyimpangan apa yang direncanakan.
2. Mengarahkan operasi sehari-hari.
3. Mencapai penyelesaian terbaik sehubungan dengan masalah operasi yang dihadapi organisas. (Kamaruddin Ahmad, 2000, 3)
Merencanakan secara efektif merupakan suatu bentuk umpan balik bagi manajer yang mengarahkan perhatian kepada bagian organisasi yang dapat memanfaatkan waktu manajer secara lebih efektif. Melalui perencanaan yang matang dan efektif, maka manajer akan dapat berkonsentrasi terhadap suatu masalah yang aan sedang dihadapi.
“Anggaran merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu. “(M. Nafarin, 2000, 9)
Sedangkan Atkinson (1997, 406) menyatakan “Budgeting is a uantitative expression of the money and outflows to determine whether a financial plan will organizational objectives”.
Dari definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan suatu rencana tertulis yang dinyatakan dalam satuan uang dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun secara kuantitatif yang digunakan untuk menentukan apakah sebuah rencana keuangan akan berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan organisasi.
Jenis-Jenis Anggaran
Sesuai dengan keragaman kegiatan perusahaan yang beraneka ragam menuntut perusahaan menyusun anggaran berdasarkan tujuan yang hendak dicapai. Ellen Cristina, dkk, mengelompokkan jenis-jenis anggaran menurut beberapa sudut pandang sbagai berikut :
1. Berdasarkan ruang lingkup/intensitas penyusunannya, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran parsial
Yaitu anggaran yang ruang lingkupnya terbatas, misalnya anggaran untuk bidang produksi atau bidang keuangan saja.
b. Anggaran komprehensif
Yaitu anggaran dengan ruang lingkup menyeluruh, karena kegiatannya meliputi seluruh aktivitas perusahaan dibidang marketing, produksi, keuangan, personalia dan administrasi.
2. Berdasarkan fleksibelitasnya, anggaran dibedakan menjadi :
a. Anggaran Tetap (fixed budget)
Adalah anggaran yang disusun untuk periode tertentu dengan volume yang sudah ditentukan dan berdasarkan volume tersebut disusun rencana mengenai revenue, cost dan expense.
b. Anggaran kontinyu (continues budget)
Adalah anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dan berdasarkam volume tersebut diperkirakan besarnya revenue, cost dan expense, namun secara periodik dilakukan penilaian kembali.
c. Berdasarkan periode waktu, anggaran dibagi menjadi :
1) Anggaran jangka pendek (1 (satu) tahun)
2) Anggaran jangka panjang (lebih dari 1 (satu) tahun) (Ellen Cristina, dkk, 2002, 12)
Sedangkan Kamarudin Ahmad (2000, 153) mengemukakan beberapa jenis anggaran seperti berikut :
1. Appropriation budget
Adalah anggaran yang memberikan batas dari pada pengeluaran yang boleh dilakukan, batas ini merupakan jumlah maksimal yang boleh dilakukan untuk suatu hal tertentu.
2. Performance budget
Adalah anggaran yang didasarkan atas fungsi, aktifitas dan proyek karena ditujukan pada fungsi dan kegiatan yang harus dilakukan, maka memungkinkan dibuatnya penilaian dari pada biaya-biaya yang dihadapkan pada hasil-hasil yang dicapai dan kemungkinan pula kita membuat penilaian prestasi.
3. Fixed budget
Adalah anggaran yang dibuat untuk satu tingkat kegiatan (one level activity) selama jangka waktu tertentu.
4. Anggaran fleksibel
Adalah suatu anggaran yang dibuat dalam rentang aktivitas, artinyabeberapa aktivitas dipecah-pecah dari suatu rentag yang relevan, dengan demikian anggaran fleksibel terdiri dari serangkaian fixed budget dengan masing-masing tingkat yang berlainan.
Dari kedua uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis anggaran berdasarkan ruang lingkup / intensitas penyusunannya, anggaran berdasarkan fleksibilitasnya, anggaran berdasarkan periode waktu, appropriation budget, performance budget, fixed budget dan anggaran fleksibel.
Tahap Penyusunan Anggaran
Dalam penyusunan anggaran, program-program diterjemahkan sesuai dengan tanggung jawab setiap manager dalam melaksanakan program atau bagian dari program tersebut. Penyusunan pengeluaran anggaran pada dasarnya merupakan proses penetapan peran setiap manager dalam melaksanakan program / bagian dari program. Penyusunan anggaran memerlukan kerja sama para manager dari berbagai jenjang organisasi.
Dalam membuat penyusunan anggaran atau program kerja pada prinsipnya dibagi menjadi 2 cara proses penyusunan anggarn yaitu:
1. Top Down System
Anggaran ditetapkan oleh direksi (pimpinan puncak) kemudian secara hirarki dijabarkan kemasing-masing bagian dan seterusnya pada unit anggaran yang paling kecil.
2. Bottom-Up
Penyusunan anggaran dengan pendekatan ini dilakukan melalui konsultasi dan kesepakatan antara pimpinan puncak dengan semua pimpinan pada tingkatan yang bertanggungjawab pada pelaksanaan anggaran. (Sofyan Syafri Harahap, 1997, 117)
Beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan anggaran sebagai berikut:
1. Realistis, anggaran perusahaan tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
2. Luwes, tidak terlalu kaku sehingga berpeluang untuk di sesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.
3. Continue, memerlukan perhatian secara terus menerus dan bukan merupakan sesuatu usaha yang bersifat incidental. (Any Agus Kana, 2003, 5)
Anggaran Pendapatan
Pengertian Anggaran Pendapatan
Anggaran pendapatan merupakan suatu anggaran yang merencanakan secara mendetail penjualan yang akan diantisipasi oleh perusahaan untuk periode yang akan datang.
Untuk lebih jelasnya akan diuraikan beberapa pengertian anggaran pendapatan sebagai berikut :
Anggaran pendapatan adalah ikhtisar dari 3 rencana yaitu 1. Rencana pemasaran, 2. Rencana promosi, 3. Rencana beban pendapatan. Rencana yang pertama merupakan pendapatan, sedangkan dua rencana berikutnya adalah beban sehingga anggaran pendapatan merupakan netto setelah beban. (Parwoto wignjoharto, 1999,3.12).
Anggaran pendapatan adalah perencanaan hasil yang diperoleh perusahaan dari menjalankan kegiatannya. Akuntansi membedakannya antara pendapatan yang dihasilkan dari kegiatan utama perusahaan dan pendapatan dari luar kegiatan utama. Pendapatan dari kegiatan utama perusahaan disebut pendapatan usaha, pendapatan dari luar kegiatan utama, misalnya sewa dan pendapatan bunga, disebut pendapatan di luar usaha. (Alam. S, 2004, 32)
Anggaran pendapatan adalah Rencana pendapatan yang berasal dari kegiaran utama perusahaan. Pada perusahaan jasa, pendapatan dari kegiatan utama disebut pendapatan jasa sementara pendapatan perusahaan dagang disebut penjualan barang dagang. (Wahyu Adji, Suwerli, dan Suratno, 2004, 112)
Berdasarkan pengertian anggaranpendapatan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa anggaran pendapatan merupakan ikhtisar dari rencana pendapatan perusahaan yang menjadi landasan bagi penyusunan anggaran lainnya, untuk mencapai tujuan perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Faktor-faktor yang Dipertimbangkan Dalam Penyusunan Anggaran Pendapatan
Di dalam menyusun suatu anggaran pendapatan harus membuat pertimbangan-pertimbangan. Adapun Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menyusun anggaran pendapatan :
1. Faktor Intern yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Penjualan tahun-tahun yang lalu.
b. Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan saluran distribusi dan sebagainya.
c. Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan.
d. Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki perusahaan.
e. Modal kerja yang dimiliki perusahaan.
f. Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan, baik jumlahnya (kuantitatif) maupun keterampilan dan keahliannya (kualitatif).
g. Kebijakan-kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan baik dibidang pemasaran, dibidang produksi, dibidang pembalajaran, dibidang administrasi, maupun dibidang personalia.
2. Faktor-faktor Ekstern yaitu data, informasi dan pengalaman yangterdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor tersebut:
a. Keadaan persaingan dipasar.
b. Tingkat pertumbuhan penduduk.
c. Tingkat penghasilan masyarakat.
d. Tingkat pendidikan masyarakat.
e. Tingkat penyebaran penduduk.
f. Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
g. Berbagai kebijakan pemerintah, baik dibidang politik, ekonomi, social, budaya, maupun keamanan.
h. Keadaan perekonomian nasional maupun internasional kemajuan teknologi dan sebagainya. (M. Munandar, 2000, 11)
Bentuk Anggaran Pendapatan
Dalam menyusun anggaran pendapatan tiap-tiap perusahaan mempunyai kebebasan untuk menentukan bentuk serta formatnya, sesuai dengan keadan perusahaan masing-masing. Yang perlu diingat adalah bahwa anggaran pendapatan harus mencakup rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan serta tempat (daerah) penjualannya. (M. Munandar 2000, 83)
Berikut ini adalah contoh bentuk anggaran pendapatan:
PABRIK TEKSTIL BINTANG TIGA
Anggaran Pendapatan
Tahun 1983

Bulanan Unit
(Piece) Harga Jual
Per Piece Jumlah
(Rp)
Januari
Februari
Maret xxxxxx
xxxxxx
xxxxxx Rp xxxxxx Rp xxx.xxx.xxx
Rp xxx.xxx.xxx
Rp xxx.xxx.xxx
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV xxxxxx
xxxxxx
xxxxxx
xxxxxx Rp xxx.xxx.xxx
Rp xxx.xxx.xxx
Rp xxx.xxx.xxx
Rp xxx.xxx.xxx
Jumlah xxxxxx Rp xxx.xxx.xxx
(Adisaputro dan Marwan, 1997, 87)
Adapun bentuk anggaran pendapatan menurut Radiks Purba (1998, 237) adalah sebagai berikut :
Kuantitas Harga Penjualan Rata-rata/Unit
Tahun X xxxunit Rp xxx Rp xxx
Tahun X xxxunit Rp xxx Rp xxx
Selisih (+) xxx Unit (+) Rp xxx (-) Rp xxx

METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek penelitian yang digunakan penulis adalah Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Efektivitas Penerimaan Kas, adapun lokasi penelitiannya adalah pada PDAM Kabupaten Bogor yang beralamat di Jl. Raya Tegar Beriman Cibinong, Bogor. PDAM Kabupaten Bogor merupakan perusahaan yang menyediakan sarana air bersih kepada masyarakat atau konsumen. Sumber penghasilan utama PDAM adalah berasal dari hasil penjualan air bersih. Air sungai itu kemudian diolah dengan baik oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor untuk dijadikan sebagai komoditas yang dijual dan dapat berguna bagi masyarakat maupun perusahaan itu sendiri.
Perusaah Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Bogor Nomor : III / DPRD / Ps. 012 / III / 1981 TANGGAL 2 maret 1981 dengan peraturan nomor : 5 tahun 1991 tanggal 27 juni 1991 dan diundangkan dalam Lembaga Kabupaten Bogor Nomor : III : 3 Seri G tanggal 14 april 1983.
Pada November 1994 dilakukan peraturan pengelolahan sumber mata air Ciburial. Penyerahan dilakukan secara berjenjang dari pemerintah DKI Jakarta kepada Direktorat Jenderal Cipta Karya untuk selanjutnya diserahkan kepada Peraturan Daerah I Jawa Barat, Kemudian dari Pemerintah Daerah Tingkat 1 Jawa Barat kepada Pemerintah Kaupaten Bogor dan sampai saat ini PDAM Kabupaten Bogor memiliki 11 (sebelas) cabang pelayanan yang di wilayah Kabupaten Bogor dan satu cabang Usaha Air Minum dalam kemasan. Adapun jumlah sambungan langganan seluruhnya adalah berjumlah dari 65.000 (enam puluh lima ribu) sambungan langganan.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor setiap tahun melakukan penyusunan anggaran dan melibatkan semua bagian yang ada. Dalam melakukan penyusunan anggaran ini, PDAM Kabupaten Bogor berpedoman kepada keputusan Direksi PDAM Kabupaten Bogor Nomor : 131 tahun 1992 tentang Penyusunan Pedoman Pelaksanaan Administrasi Keuangan di ingkungan PDAM Kabupaten Bogor dengan periode anggaran dari tahun 2003 sampai dengan 2004 dan adapun penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan data dari perusahaan di atas adalah selama 1 (satu) minggu.
Penelitian pada dasarnya adalah pengembangan teori dan pemecahan masalah dengan usaha penelitian yang sistematis dan terorganisasi. Sistematis dan terorganisasi menunjukan bahwa untuk mencapai tujuannya, penelitian menggunakan cara-cara atau prosedur-prosedur tertentu yang diatur dengan baik.
Oleh karena itu perlulah kiranya sebagai tahap awal penelitian, mendesain terlebih dahulu penelitian tersebut agar lebih sistematis dan terorganisasi, diantaranya adalah:
1. Jenis, Metode dan Teknik Penelitian
a. Jenis Penelitian
Dalam hal penyusunan makalah ini, penulis menggunakan jenis penelitian Deskriptif (Eksplotatif) yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau sdtatus fenomena. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan denga keadaan di perusahaan dan bertujuan untuk menemukan masalah-masalah baru.
b. Metode Penelitian
Metode dalam penulisan makalah seminar ini adalah studi kasus, yaitu mengambil beberapa bagian dan dari bagian masing-masing diselidiki secara mendalam. Simpulan terbatas kepada bagian-bagian yang diselidiki saja, karena populasinya tidak jelas.
c. Teknik Penelitian
Teknik Penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah Statistik Kualitatif, yaitu penulisan yang menggunakan data yang bukan dalam bentuk skala rasio, tetapi dalam bentuk skala yang lebih rendah yaitu skala nominal, ordinal, maupun internal yang semuanya dapat dikategorikan, sehingga jelas apa yang akan disamakan dan dibedakan dari apa yang diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang diperbandingkan dalam rangka menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam riset.
Data / Variabel Yang Digunakan
Tabel 2.
Pengaruh Anggaran Pendapatan Terhadap Efektivitas Penerimaan
Kas Pada PDAM Kabupaten Bogor
No Variabel Indikator
Skala/
Ukuran
1. Anggaran Pendapatan
Sub Variabel :
- Pendapatan Penjualan Air


- Pendapatan Operasional Non Air


- Harga Air
- Sewa Meter
- Jasa Administrasi
- Pendaftaran
- Jasa Balik Nama
- Denda Meter Air
- Denda
- Penggantian Meter Rusak
- Jasa Penelitian
- Pendapatan Sambungan Baru

Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio
Ratio

3. Efektivitas Penerimaan Kas
Sub Variabel :
- Evaluasi Penerimaan Kas

- Pengendalian Penerimaan Kas


- Pelaporan Rutin Penerimaan Kas
- Pencatatan Data Kas

Nominal

Nominal

Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang penulis lakukan guna untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini adalah pengumpulan data primer, yaitu pengumpulan data yang diperoleh langsung dari sumber data.
Prosedur pengumpulan data sumber ini dilakukan melalui :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data yang jelas dari sumber dengan cara membaca dan mempelajarinya, teori-teori, laporan ilmiah. Sumber-umber data tersebut meliputi buku-buku, teks, serta data-data perpustakaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian.
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan ini dimaksudkan untuk mendapatkan data-data perpustakaan dengan cara :
a. Wawancara
Penelitian melakukan Tanya jawab langsung dengan pihak-pihak di dalam perusahaan tersebut, gunanya untuk mengetahui hal yang berkenan dengan masalah yang diteliti
b. Observasi
Penulis melakukan pengamatan langsung dan mengambil data perusahaan dari aktivitas yang dijadikan sebagai objek penelitian.
c. Kuisioner
Penulis menyiapkan daftar pertanyaan secara sistematis dan memudahkan arah pelaksanaanya, daftar pelanggan tersebut diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk menempatkan jawaban sesuai engan data-data yang di perlukan.

Hipotesis
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan sementara yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pebuatan keputusan pemecahan persoalan untuk dasar penelitian lebih lanjut.
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut diatas, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. Anggaran pendapatan yang terdapat pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor telah disusun dengan baik.
2. Efektivitas penerimaan kas yang terdapat pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor telah tercapai.
3. Terdapat pengaruh antara anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bogor.
Alat analisis yang digunakan
Dengan tujuan penelitian ini, yang penulis ajukan adalah metode analisis deskriptif kualitatif (non statistic) yang mendefinisikan pengaruh anggaran pendapatan terhadap efektivitas penerimaan kas PDAM kabupaten bogor dengan mengumpulkan data periode anggaran tahun 2005 sampai dengan 2008 yang diperlukan untuk dipelajari kemudian menganalisa masalah yang ada.